By : Khusnul K
Yang pertama, kita perlu untuk
megetahui apa yang dimaksud dengan pembelajaran dalam bimbingan dan
konseling ?
Yaitu model pembelajaran yang dirancang berdasarkan pengertian
bimbingan, dengan perhatian khusus pada definisi anak dan arahan dalam pembelajaran.
Setelah mengetahui tentang pengertian diatas, kita dapat melanjutkan
penjelasan mengenai pembelajaran berbasis bimbingan dan konseling secara
mendalam.
Prinsip-prinsip
Umum Model Pembelajaran Berbasis
Bimbingan dan Konseling
1. Didasarkan pada pemahaman atas keragaman
individu yang dibimbing.
2. Perlu di kenal dan di pahami perbedaan
individu orang-orang yang akan di bimbing.
3. Proses membantu individu.
4. Bimbingan hendaknya bertitik tolak pada
individu yang di bimbing.
5. Dimulai dengan identifikasi atas kebutuhan
individu.
6. Masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh
pembimbing, harus di serahkan kepada
individu atau lembaga yang mampu dan
berwenang.
7. Bimbingan harus luwes dan fleksible, sesuai dengan kebutuhan
individu.
8. Dikelola dengan orang yang memiliki
keahlian dalam bimbingan dan konseling.
9. Ada system evaluasi yang digunakan.
Model-model
pembelajaran Berbasis Bimbingan dan Konseling
1.
Cooperative Learning
Dengan belajar
bersama siswa akan lebih mudah menemukan, memahami konsep yang sulit menjadi
lebih mudah di pahami, karena setiap siswa mengutarakan ide-idenya daam bentuk
potongan-potongan atau pecan-pecahan masalah yang apabila di gabung
(dikonstruksikan) akan di temukan pemecahan masalahnya. Ada 3 tujuan utama dalam
model pembelajaran ini, antara lain:
a.
Hasil belajar akademik.
b.
Penerimaan terhadap keragaman.
c.
Pengembangan keterampilan social.
Ciri-ciri
pembelajaran ini:
-
Siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif.
-
Kelompok di bentuk dari siswa-siswa yang memiliki
kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
-
Kelompok belajar terdiri atas ras, suku, budaya, jenis
kelamin yang berbeda.
-
Penghargaan lebih di utamakan pada kerja kelompok daripada
perorangan.
2.
Contextual
Teaching and Learning/CTL
Sebuah system yang mampu merangsang otak untuk menyusun
pola-pola yang mewujudkan makna. Dalam pengajaran kontekstual
memungkinkan terjadinya 5 bentuk belajar yang penting, yaitu mengaitkan (relating),
mengalami (experience), menerapkan (applying), bekerja sama (cooperating)
dan mentransfer (transferring).
Ada 7 komponen
utama dalam CTL:
1)
Konstruktivisme
(Constructivism)
2)
Menemukan (Inquiry)
3)
Bertanya (Questioning)
4)
Masyarakat
belajar (Learning Community)
5)
Pemodelan (Modeling)
6)
Refleksi (Reflection)
7)
Penilaian yang
sebenarnya (Authentic Assessment)
3.
Problem Based
Learning/PBL
Model
pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan
masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa,
untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi. Indikator model
pembelajaran ini adalah metakognitif, elaborasi (analisis), interpretasi,
induksi, identifikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis,
generalisasi, dan inkuiri.
4.
Model
Pembelajaran Personal
Yaitu bimbingan dalam menghadapi dan mengatasi
kesulitan dalam diri sendiri.