Minggu, 19 Februari 2017


NAMA            : Khusnul Khotimah
                                           
NIM                : 15130093


‗‗‗‗‗‗‗__________________________________________________________________________

Pada pembahasan sebelumnya, saya sudah membahas tentang apa itu Bimbingan dan apa itu Konseling. Nah dalam penulisan saya kali ini, mungkin saya akan banyak membicarakan tentang perbedaan antara bimbingan dan konseling, siapa saja target yang dilayani oleh bimbingan konseling, serta bagaimana kondisi riil yang telah ada di lingkungan sekolah mengenai bimbingan dan konseling. Semoga tulisan saya akan dapat dengan mudah untuk dipahami.
Mungkin untuk sebagian orang banyak yang menganggap bahwa bimbingan dan konseling adalah hal yang sama. Akan tetapi disini saya akan menjelaskan beberapa perbedaan antara bimbingan dan konseling.

Perbedaan Antara Bimbingan dan Konseling


Bimbingan :

1.      Kegiatan yang tidak harus berpusat pada individu. Biasanya bekerja secara profesional.
2.      Merupakan proses bantuan yang cakupannya luas.
3.      Bimbingan juga merupakan tehnik dalam psikologi.
4.      Dari segi isi, bimbingan akan lebih banyak bersangkutan dengan mendapatkan atau di beri informasi.
5.      Sedikit lebih menekan pada pencegahan. 




      Konseling :

1.      Kegiatan yang sering dilakukan secara langsung atau tatap muka antara konselor dan konsuling.
2.      Dari segi tenaga konselor dapat dilakukan oleh orang tua, wali kelas, kepala sekolah, guru, orang dewasa atau yang lainnya.
3.      Konseling ini hanya dapat di lakukan oleh orang yang sudah mempunyai ilmu atau pengetahuan di bidang ini.
4.      konseling adalah bentuk yang khusus dari bimbingan yang di lakukan oleh konselor kepada konsuling.



      Pihak-pihak yang mendapat pelayanan Bimbingan Konseling

1.      Seseorang yang telah mampu mendefinisikan dirinya serta sadar dengan konsep dirinya. Contohnya dalam hal ini adalah anak kecil. Tidak mungkin kan kita memberikan bimbingan konseling pada anak yang belum mengerti apa yang harus dia lakukan dalam hidupnya.
2.      Mengontrol dan menggunakan aspek kognitif dan sosio emosionalnya dengan baik. Seperti halnya pada orang gila atau yang semacamnya, bimbingan konseling tidak dapat melayaninya karena mereka tidak bisa mengontrol emosi yang ada pada dirinya.
3.      Memiliki keinginan untuk pelayanan. Seseorang memang harus memiliki poin yang ketiga ini, kenapa ? jika seseorang tidak ada keinginan, lantas bimbingan konseling juga tidak bisa membuka masalah yang dihadapi orang tersebut.
4.      Memiliki “masalah” atau bisa juga dikatakan berkebutuhan untuk menemukan dan meningkatkan potensinya.


      Kondisi Riil Bimbingan Konseling yang Ada di Sekolah




Dalam pembahasan ini, saya akan menguraikan menjadi poin-poin sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca, yaitu :

1.      Sangat disayangkan sekali karena beberapa sekolah atau bisa juga dikatakan bahwa belum semua sekolah membuat program layanan bimbingan konseling.
2.      Kurang optimalnya peranan guru bimbingan konseling dalam bertindak.
3.      Layanan bimbingan konseling masih berdasarkan kasus yang muncul. Jadi jika tidak ada kasus yang terjadi diantara para siswa maupun siswi, guru bimbingan konseling tidak akan bertindak.
4.      Belum semua sekolah mampu mengembangkan penilaian dalam pengembangan diri (khususnya bimbingan konseling).
5.      Masih terdapat asumsi bahwa bimbingan konseling adalah mata pelajaran, sehingga perlu dibuat silabus.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar